Apple dan Google Bekerja Sama Atasi Masalah Privasi AirTag
Sumber: Tom’s Guide
Google dan Apple bekerjasama untuk mengatasi masalah privasi AirTag. Langkah ini diambil setelah banyak laporan masuk terkait kejadian stalking yang dialami para penggunanya. Apple dan Google mengajukan proposal agar pengguna menerima peringatan jika terdapat perangkat pelacak Bluetooth tidak dikenal bepergian bersama mereka, terlepas jenis hp apa pun yang mereka miliki.
Hal ini tentu menjadi tindak pencegahan para pengguna AirTag yang memang ingin menikmati fungsinya dalam mendukung aktivitas sehari-hari. Untuk lebih memahami bagaimana kerja sama yang dilakukan Apple dan Google terkait permasalahan ini, yuk simak penjelasan lengkapnya.
Peluncuran dan Tujuan Awal Penciptaan AirTag
Sebelum dilanda berbagai tuntutan untuk meningkatkan keamanan, peluncuran AirTag pada 30 April 2021 disambut baik oleh publik. Tidak heran, Apple menciptakan AirTag dengan tujuan untuk membantu pengguna memantau dan menemukan barang-barang penting di kehidupan sehari-hari. Melalui publikasi di situs web resmi mereka, Apple mengeklaim bahwa AirTag menjaga privasi pengguna dengan enkripsi end-to-end.
AirTag berbentuk lingkaran kecil dan berbobot ringan, dibuat dari stainless steel tahan air dan debu IP67. Ia dilengkapi pengeras suara internal yang akan memutar suara untuk membantu menemukan AirTag, sementara penutup perangkat yang dapat dilepas memudahkan pengguna mengganti baterai. AirTag dapat dimasukkan dan digantungkan ke benda apapun dengan aksesori, misalnya tas, kunci, dan sepeda.
Fungsi AirTag tampak komprehensif dan menjanjikan dengan banderol harga satuan $29. Mulai dari mudah dihubungkan ke aplikasi Find My pada iPhone, fitur pencarian presisi, penentuan jarak terhadap benda yang lebih akurat, hingga umpan balik berupa suara, haptik, dan visual. Namun demikian, ternyata AirTag tidak imun terhadap masalah pelanggaran privasi dan keamanan.
Sumber: CNN
Masalah Privasi AirTag
Fungsi AirTag sebagai pemantau dan pelacak barang-barang penting dibarengi kekhawatiran dan kejadian fatal yang mengganggu privasi pengguna. Sejak awal tahun lalu, pihak kepolisian di Amerika Serikat telah menerima sejumlah laporan bahwa benda kecil ini digunakan untuk melakukan tindak kejahatan. Unggahan-unggahan yang beredar di media sosial utamanya didominasi oleh perempuan.
Seorang model pakaian renang berusia 26 tahun, Brooks Nader, mengaku menerima pemberitahuan dari iPhonenya bahwa ia sedang membawa aksesori tidak dikenal saat berjalan pulang sendirian di malam hari di New York. AirTag tersebut telah bergerak bersama Nader selama beberapa waktu, dan pemiliknya dapat melihat lokasi real-time Nader.
Setelah ditelusuri, Nader menemukan bahwa seseorang menyelipkan Apple AirTag ke saku jasnya saat sedang duduk di sebuah restoran. Tanpa sepengetahuan Nader, perangkat tersebut melacak lokasi ia berada selama empat jam sebelum sistem pencegahan penyalahgunaan Apple mengirim pemberitahuan ke hpnya.
Tidak hanya New York, polisi di beberapa negara bagian Amerika Serikat dan negara lain turut melaporkan kejadian-kejadian penguntitan individu menggunakan AirTag. Pada kasus tertentu, AirTag digunakan sebagai perangkat untuk membantu pencurian mobil. Akumulasi tindak kejahatan yang melibatkan AirTag membuktikan bahwa ia mudah disalahgunakan, sehingga menuntut Apple untuk meningkatkan fitur keamanan.
Upaya Apple Meredam Isu Privasi AirTag
Sebelum bekerja sama dengan Google, Apple telah menerapkan beberapa langkah untuk mencegah AirTag disalahgunakan. Seperti publikasi di situs web resmi mereka yang menyatakan Apple mengutuk keras kejahatan menggunakan AirTag karena bertentangan jauh dengan fungsi AirTag sebenarnya, yakni sebagai pelacak barang-barang pribadi, bukan pelacak orang atau properti milik orang lain.
Apple menyebut pihaknya bekerja dengan penegak hukum untuk menindaklanjuti laporan-laporan yang masuk terkait penguntitan maupun pelacakan tidak diinginkan atas kendaraan pribadi. Apple bersedia memberikan informasi pemilik ID Apple yang dipasangkan ke AirTag kepada pihak polisi. Sebagian laporan yang diusut dengan bantuan Apple ini berhasil masuk ke tahap penangkapan dan penuntutan.
Pada unggahan statement resmi 10 Februari yang lalu, Apple berkomitmen mengembangkan beberapa pembaruan untuk meminimalisir pelanggaran privasi AirTag yang terjadi. Di antaranya sebagai berikut:
Peringatan Privasi Baru saat Setup AirTag
Dalam pembaruan perangkat lunak akan datang, setiap pengguna yang mengatur AirTag pertama kalinya akan melihat pesan bahwa AirTag dimaksudkan untuk melacak barang-barang mereka sendiri. Menggunakan AirTag untuk melacak orang tanpa persetujuan adalah tindak kejahatan di banyak wilayah di seluruh dunia. AirTag dirancang untuk dapat dideteksi oleh korban, dan penegak hukum dapat meminta informasi pengenal tentang pemilik AirTag.
Mengatasi Masalah Peringatan untuk Pengguna Airpods
Sebagian pengguna iPhone melaporkan menerima peringatan “Aksesori Tidak Dikenal Terdeteksi”. Apple mengonfirmasi bahwa peringatan ini tidak akan ditampilkan jika AirTag terdeteksi di dekat mereka, hanya AirPods (gen-3), AirPods Pro, Airpods Max, atau aksesori Find My pihak ketiga. Dalam pembaruan software yang sama, Apple akan memperbarui peringatan yang diterima pengguna menjadi Airpods telah bepergian bersama pengguna, bukan “Aksesori tidak dikenal”.
Dokumentasi Dukungan yang Diperbarui
Apple memperbarui artikel dukungan pelacakan yang tidak diinginkan di apple.com untuk mengomunikasikan fitur keamanan bawaan AirTag, AirPods, dan aksesori Find My Network. Apple menambahkan penjelasan tentang aksesori Find My yang dapat memicu pemberitahuan pelacakan tidak diinginkan, lebih banyak visual untuk memberikan contoh spesifik pemberitahuan tersebut, dan informasi terbaru tentang apa yang harus dilakukan setelah menerima pemberitahuan, termasuk petunjuk untuk menonaktifkan AirTag, AirPods, atau jaringan Find My.
Baca juga: Pertimbangan Kelebihan Apple AirTag untuk Kamu Si Pelupa
Inisiatif Apple dan Google Atasi Pelacakan Tidak Diinginkan
Setelah melakukan upaya mandiri meminimalisir penyalahgunaan AirTag, Apple dan google sepakat bekerja sama memimpin inisiatif industri untuk menyusun spesifikasi yang akan memperingatkan pengguna jika terdapat pelacakan tidak diinginkan dari perangkat Bluetooth. Kolaborasi ini diumumkan pada Selasa, 2 Mei 2023.
Spesifikasi pertama akan memungkinkan perangkat Bluetooth location-tracking kompatibel dengan deteksi dan peringatan pelacakan yang tidak sah di seluruh platform iOS dan Android. Apple dan Google mencatat bahwa pembuat pelacak lain seperti Samsung, Tile, Chipolo, eufy Security, dan Pebblebee telah menyatakan minat pada draf spesifikasi tersebut.
Kedua perusahaan mengajukan spesifikasi yang diusulkan sebagai Internet-Draft melalui organisasi pengembangan standar terkemuka, Internet Engineering Task Force (IETF). Pihak berkepentingan lainnya saat ini diundang untuk meninjau dan memberikan komentar selama tiga bulan ke depan.
Setelah periode komentar, Apple dan Google akan bermitra untuk memberikan umpan balik dan merilis implementasi produksi dari spesifikasi peringatan pelacakan ilegal pada akhir tahun 2023. Spesifikasi ini nantinya didukung di versi iOS dan Android mendatang.
Sumber: TechCrunch
Alasan Kamu Tetap Harus Memiliki AirTag
Terlepas dari serangkaian kejadian menyangkut masalah privasi AirTag, fungsi AirTag tetap krusial untuk memantau barang-barang pribadi yang berharga atau penting, bahkan melacak posisi hewan peliharaan. Perangkat kecil ini bahkan juga dijuluki sebagai the ultimate travel companion.
Pada Januari 2023, tim pemadam kebakaran di San Bernardino, Amerika Serikat berhasil menemukan seekor anjing Australian Shepherd bernama Seamus dengan bantuan AirTag. Seamus terselamatkan setelah seorang pegawai fasilitas Recreational Vehicle mengaku mendengar gonggongan anjing di dekatnya dan melihat Seamus mengambang di saluran drainase yang membengkak.
Dalam insiden tersebut, AirTag di kalung Seamus membantu petugas pemadam kebakaran melacak saluran pembuangan yang tepat untuk menjangkau titik anjing berada. Saat membawa Seamus ke stasiun pemadam kebakaran, petugas pemadam kebakaran menggunakan ID konvensional dan Apple AirTag untuk mengonfirmasi pemiliknya.
Contoh kisah lain berasal dari seorang Youtuber asal Australia, Shane Miller. Ia kehilangan tas yang berisi barang-barang seharga $4500 setelah terbang ke Bandara Melbourne menggunakan Singapore Airlines. Pihak Bandara menginformasikan bahwa barang bawaannya ada di suatu tempat di seluruh dunia akibat tidak terbawa pada connecting flights.
Setelah beberapa hari, AirTag Miller melaporkan bahwa tasnya telah masuk ke Australia. Akan tetapi, pihak bandara tidak menghubungi. Miller akhirnya memutuskan untuk datang sendiri ke bandara pasca berkali-kali menelepon ke pihak perusahaan namun tidak mendapatkan jawaban.
Saat sampai di Bandara Melbourne, Miller langsung menggunakan fitur Find My untuk mencari luggage miliknya. Ia bercerita bahwa staf bandara membantu dalam hal menunjukkan kantor yang tepat untuk didatangi. Pada akhirnya, Miller berhasil menemukan tasnya melalui visual AirTag di aplikasi Find My dan suara beeping dari AirTag.
Dua contoh kisah sukses AirTag ini membuktikan bahwa AirTag memberikan banyak keuntungan. Jika kamu sering traveling menggunakan pesawat dan kendaraan umum lainnya, memasangkan AirTag ke koper sangat dianjurkan demi menghindari kasus kehilangan yang rumit seperti pengalaman Miller. Di sisi lain, kamu bisa menggantungkan AirTag di kalung hewan peliharaan yang rawan kabur atau diculik.
Dapatkan AirTag di Eraspace!
Bagi kamu yang belum tahu, AirTag sudah tersedia di Indonesia nih. Yuk cek sekarang juga di website Eraspace! Setiap transaksi di Eraspace pasti gratis ongkir ke seluruh Indonesia tanpa minimum pembelian. Jangan lupa daftarkan juga dirimu sebagai member Myeraspace untuk mendapatkan poin di tiap transaksi. Kumpulkan poin dan tukarkan pada transaksi-transaksi berikutnya!
Baca juga: 5 Produk Apple Ekonomis ini Mampu Dukung Kinerja Berat